Saturday, March 4, 2017

Mental Produktif, Mental Multi Income

Era sekarang ini saya menyebut sebagai era multi income. Para profesional yang terus menerus bekerja keras untuk mendapatkan penghasilan besar belum tentu menjadi makmur di masa tua, jika tidak berusaha memproduktifkan uangnya sejak muda. Anda yang hidup di perkotaan tentu sering melihat bagaimana para pensiunan dari sebuah perusahaan besar rela menjual rumah demi membiayai anaknya yang sedang kuliah.

Belum lama ini saya melihat seorang pensiuan pegawai yang membeli rumah yang cukup besar di sebuah kampung di Jawa Tengah. Dua tahun kemudian rumah itu dijual dengan harga murah lantaran ia terdesak oleh kebutuhan yang tidak dapat dipenuhi dari biaya pensiuanannya. Selayaknya ia dapat menjual rumahnya dengan harga yang lebih tinggi, namun kenyataanya malah harga lebih rendah. Ini karena situasi yang mendesak sehingga dia dalam posisi lemah.

Saturday, February 25, 2017

Mental Wirausaha yang Kedua; Mental Pemberdaya

Suatu hari saya bertemu dengan seorang pedagang es buah yang laris di depan sebuah Rumah Sakit di Bekasi.  Ia bekerja dengan ditemani seorang Asisten. Kepada saya, pedagang es itu bercerita bahwa pengalaman usahanya sudah 30 tahun. Pernah mangkal di depan pabrik shampoo, pernah pula berdagang keliling di kompleks perumahan. Sampai akhirnya mendapat tempat mangkal di rumah sakit.

Saya bertanya, “Bapak kan sudah berpengalaman dan dagangannya laris, pasti sudah punya banyak cabang dong?”.

 “Wah nggak sanggup pak untuk buka cabang, pusing ngurus karyawan. Punya satu karyawan saja repot ngurusnya, gimana kalau punya 10 karyawan atau lebih,”ujarnya.

Saturday, February 18, 2017

Mental Produktif Wirausaha : Sisihkan Pendapatan Bisnis Untuk Menciptakan Penghasilan Baru

Mental pertama yang harus alias wajib dimiliki oleh wirausaha adalah mental produktif. Mental kedua adalah mental pemberdaya. Mental ketiga adalah mental tangan di atas.
Tiga mental itu saya sebut sebagai Trilogi Mental Wirausaha sebagaimana saya tulis di buku saya "7 Cara Tidak Gila Jadi Pengusaha" maupun saya sampaikan di berbagai seminar.

Saya jelaskan dulu tentang Mental produktif.

Manakala anda punya usaha dan usaha tersebut sudah mulai menghasilkan laba, janganlah terburu-buru menggunakan uang tersebut untuk memperbaiki teras rumah, tukar tambah kendaraan, membeli HP atau TV baru atau apapun yang membuat uang anda lenyap begitu saja. Ingat, sebagian besar keinginan untuk belanja ternyata adalah hanya keinginan saja, bukan kebutuhan. Nah, kebutuhan anda sekarang adalah membuat uang anda beranak pinak dengan cara bisnis.

Saturday, February 4, 2017

Riyadin dan Kiat Sukses Usaha Sari Kedelai


Riyadin adalah salah satu member Indonesian Entrepreneur Society (IES) yang sukses mengembangkan usahanya mulai dari nol. Awalnya dia merintis usaha percetakan dari usia sekolah. Kemudian mendapat resep membuat sari kedelai atau dikenal juga sebagai susu kedelai.

Akhir Desember lalu Bambang Suharno dan Dwijo Weliyanto dari IES (Indonesian Entrepreneur Society) berkunjung ke lokasi pabrik Puspita Sale, nama perusahaan produsen sari kedelai milik Riyadin.

Saturday, December 17, 2016

Ide Bisnis : Menampilan Merek Yang Unik

Salah satu cara untuk meningkatkan daya tarik calon pelanggan adalah dengan menampilkan keunikan. Anak-anak muda umumnya suka hal-hal yang unik. Merek es Pocong adalah salah satu merek yang unik sehingga memiliki daya tarik calon konsumen untuk mencobanya. Di daerah sekitar Cawang ada bengkel AC dengan nama AC Millan, mengingatkan group sepakbola. Tentu saja orang yang lewat di sekitar situ akan tersenyum dan tertarik terhadap nama yang unik ini. Suatu saat akan mencoba bengkel dengan nama aneh ini.

Di Jogjakarta ada rumah makan "Padang Jingglang". Saya belum pernah kesana, Dugaan saya ini bukan rumah makan masakan padang, tapi anak-anak muda jogja yang suka kreativitas dan keunikan sehingga timbul ide rumah makan padang jingglang yang dalam bahasa Jawa artinya "terang benderang".