Bila kita mau
usaha retail, kunci utamanya adalah lokasi, lokasi, dan lokasi. Banyak orang
mengira, kalau jualan makanan, yang penting enak, pasti pelanggan akan
berdatangan. Bila ada dua warung makan yang sama-sama enak dan harganya sama,
yang satu lokasinya mudah dijangkau, yang lainnya berada di gang sempit,
pelanggan akan memilih yang mudah dijangkau. Yang lokasinya mudah dijangkau juga lebih mudah
dikenal orang dibanding yang berada di gang sempit.
Perihal mudah
dijangkau, misalkan lokasi warung makan di pinggir jalan, harus diperhatikan
mengenai posisinya agar sesuai dengan target pembeli. Seorang pemilik restoran
di sebuah jalan di daerah Jakarta Selatan menuju Pamulang mengaku pada awalnya
dia merasa heran karena lokasi restorannya di jalan raya tapi kurang ramai
dibanding restoran di seberangnya. Setelah saya kunjungi saya sampaikan, bahwa kebanyakan
pembeli akan kesulitan menuju restorannya karena pelanggan akan putar arah
apabila mau makan.
Saran saya adalah,
promo harus lebih kreatif agar sekitar 1 km sebelum lokasi restoran, pengendara
mobil harus sudah tahu keberadaan restoran. Agar mereka bisa siap-siap menengok
ke kanan dan putar arah. Ini juga belum cukup, harus ada kelebihan makanan yang
disajikan, karena pengendara mobil untuk mencapai lokasi harus berkorban putar
arah.
Setelah saya
jelaskan ide ini, pemilik baru sadar. ”Oo, pantesan Pak, hampir sepanjang jalan ini orang
yang jualan makanan berada di seberang jalan ini, sehingga orang pulang kantor kalau
mau cari makan tidak usah menyeberang yang membutuhkan ekstra waktu. Wah, saya
kurang perhitungan Pak,” katanya.
Pelajaran baik
dari pemilihan lokasi adalah, harus sesuai dengan sasaran pelanggan. Lokasi
pinggir jalan biasanya mahal. Untuk bisnis tertentu mungkin harus melakukan
inovasi besar-besaran agar bisa menutupi biaya sewa. Beberapa jenis usaha yang
sasarannya warga di kompleks perumahan, biasanya lebih efisien jika lokasinya
di dalam kompleks, bukan di jalan raya. Disamping sewa lebih murah, pembeli
akan lebih mudah menjangkau lokasi yang masih di dalam kompleks perumahan.
Contohnya warung nasi uduk atau bubur ayam yang sasarannya karyawan di komplek
yang mau berangkat kerja, warung sembako skala kecil dan usaha lainnya. ***