Saturday, April 23, 2016

Training wirausaha Sistem Resi Gudang

Faktor pergaulan dalam komunitas wirausaha sangat penting untuk dapat mengubah mindset seseorang karena mindset adalah soal cara berpikir yang awalnya dari alam perasaan. Cara berpikir inilah yang mempengaruhi cara bertindak, cara bertindak ini akan menjadi kebiasaan. Kebiasaan menciptakan karakter. "Karakter akan menentukan nasib," ujar Bambang Suharno dari Indonesian Entrepreneur Society (IES) mengutip kalimat dari Erbe Sentanu dalam buku Quantum Ikhlas. Bambang Suharni menyampaikan hal tersebut pada saat menjadi narasumber bimbingan teknis kewirausahaa yang diselenggarakan Kementerian Perdagangan, Jumat 22 April 2016 di Hotel Alila Pacenongan Jakarta Pusat.

Menurut Bambang Pergaulan dengan orang-orang yang bermental produktif, pergaulan dengan orang yang percaya diri akan membuat kita itu tertular menjadi produktif dan percaya diri.


Sementara itu Anang Sam saat memberikan testimoni sebagai hasi bimbingan IES menguraikan bahwa awalnya dia sangat tidak percaya diri, namun karena sering mengikuti seminar dan training IES , bergaul dengan banyak orang hebat, ia menjadi ketularan. "Karena pak Bambang nulis buku, saya ikut ketularan nulis buku. pak bambang jadi pembicara, saya ikut jadi pembicara, pak bambang talkshow radio, saya ikut talkshow radio. Begitulag hebatnya pergaulan," urai Anang.

Bimbingan Teknis kewirausahaa diikuti oleh 60 peserta dari berbagai daerah. Mereka terdiri dari pengurus koperasi petani, BUMD, gabungan kelompk tani, serta utusan pemda yang merupakan pengelola atau calon pengelola Sistem Resi Gudang (SRG) di daerahnya masing-masing.
Bimtek berlangsung 3 hari, dan pada hari ketiga Jumat 22 April tersebut, Bambang Suharno menyampaian materi mengenai mental wirausaha untuk para pengelola SRG.

Dalam kesempatan ini Bambang Suharno didampingi oleh Anang Sam , salah satu member IES. Acara dipandu oleh moderator Edi Subagyo dari Kementerian Perdagangan.

Sistem Resi Gudang (SRG) merupakan instrumen perdagangan maupun keuangan yang memungkinkan komoditas yang disimpan dalam gudang memperoleh pembiayaan dari lembaga keuangan tanpa diperlukan jaminan lainnya. Pelaksanaan SRG mengacu pada Undang-Undang No. 9 Tahun 2006 tentang Sistem Resi Gudang, sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang No. 9 Tahun 2011.


Gampangnya begini. Selama ini petani mengalami kendala fluktuasi harga, yakni pada saat panen harga jatuh, dalam beberapa bulan kemudian harga naik. Kalau petani tidak menjual pada saat harga jatuh, mereka tidak mendapat uang, padahal pasa saat panen mereka butuh dana untuk modal kerja untuk periode berikutnya.


SRG dalam hal ini membantu petani untuk menyimpan hasil panennya di gudang. Penyimpanan komoditi tersebut mendapat sertifikat SRG yang dapat dipakai petani untuk meminjam modal di bank. Dengan SRG ini, petani mendapat manfaat ganda, yakni sertifikat SRG yang bisa sebagai agunan pinjaman di bank, dan dampak selanjutnya fluktuasi harga tidak terlampau tajam, karena over suplly komoditi tidak terlampau banyak. Selain itu, sistem resi gudang ini juga sangat bermanfaat karena kalau menyimpan di gudang sendiri, biayanya mahal dan tidak bisa dipakai untuk menjadi jaminan pinjaman bank.

Kementerian Perdagangan mengharapkan para peserta yang merupakan pengelola Gudang SRG dapat mengembangkan SRG sebagai sebuah lembaga bisnis yang menguntungkan dan dapat membantu petani mengembangkan usahanya. Itu sebabnya IES diminta menyampaikan materi mental wirausaha kepada para peserta.

Para peserta sangat antusias dengan pemaparan Bambang Suharno mengenai trilogi mental wirausaha dan 7 langkah menjadi wirausaha sukses. ***

Anda mau mengundang IES sebagai pembicara seminar dan trainer wirausaha, silakan email ke pembicaraseminarzone@gmail.com atau hp 0812 1069 6307 (pak dwijo)

1 comment:

  1. https://www.facebook.com/photo.php?fbid=119541471793971&set=rpd.100012143557575&type=3&theater

    ReplyDelete