Faktor pergaulan dalam komunitas wirausaha sangat penting untuk
dapat mengubah mindset seseorang karena mindset adalah soal cara
berpikir yang awalnya dari alam perasaan. Cara berpikir inilah yang
mempengaruhi cara bertindak, cara bertindak ini akan menjadi kebiasaan.
Kebiasaan menciptakan karakter. "Karakter akan menentukan nasib," ujar Bambang Suharno dari Indonesian Entrepreneur Society (IES) mengutip kalimat dari Erbe Sentanu dalam buku Quantum Ikhlas. Bambang Suharni menyampaikan hal tersebut pada saat menjadi narasumber bimbingan teknis kewirausahaa yang diselenggarakan Kementerian Perdagangan, Jumat 22 April 2016 di Hotel Alila Pacenongan Jakarta Pusat.
Menurut Bambang Pergaulan dengan orang-orang yang bermental produktif, pergaulan dengan
orang yang percaya diri akan membuat kita itu tertular menjadi produktif
dan percaya diri.
Sementara itu Anang Sam saat memberikan testimoni sebagai hasi bimbingan IES menguraikan
bahwa awalnya dia sangat tidak percaya diri, namun karena sering
mengikuti seminar dan training IES , bergaul dengan banyak orang hebat,
ia menjadi ketularan. "Karena pak Bambang nulis buku, saya ikut
ketularan nulis buku. pak bambang jadi pembicara, saya ikut jadi
pembicara, pak bambang talkshow radio, saya ikut talkshow radio.
Begitulag hebatnya pergaulan," urai Anang.
Bimbingan Teknis kewirausahaa diikuti oleh 60 peserta
dari berbagai daerah. Mereka terdiri dari pengurus koperasi petani,
BUMD, gabungan kelompk tani, serta utusan pemda yang merupakan pengelola
atau calon pengelola Sistem Resi Gudang (SRG) di daerahnya
masing-masing.
Bimtek berlangsung 3 hari, dan pada hari ketiga Jumat 22 April tersebut,
Bambang Suharno menyampaian materi mengenai mental wirausaha untuk para
pengelola SRG.
Dalam kesempatan ini Bambang Suharno didampingi oleh Anang Sam , salah satu member IES.
Acara dipandu oleh moderator Edi Subagyo dari Kementerian Perdagangan.
Sistem Resi Gudang (SRG) merupakan instrumen perdagangan
maupun keuangan yang memungkinkan komoditas yang disimpan dalam gudang
memperoleh pembiayaan dari lembaga keuangan tanpa diperlukan jaminan
lainnya. Pelaksanaan SRG mengacu pada Undang-Undang No. 9 Tahun 2006
tentang Sistem Resi Gudang, sebagaimana telah diubah dengan
Undang-Undang No. 9 Tahun 2011.
Gampangnya begini. Selama ini petani mengalami kendala fluktuasi harga,
yakni pada saat panen harga jatuh, dalam beberapa bulan kemudian harga
naik. Kalau petani tidak menjual pada saat harga jatuh, mereka tidak
mendapat uang, padahal pasa saat panen mereka butuh dana untuk modal
kerja untuk periode berikutnya.
SRG dalam hal ini membantu petani untuk menyimpan hasil panennya di
gudang. Penyimpanan komoditi tersebut mendapat sertifikat SRG yang dapat
dipakai petani untuk meminjam modal di bank. Dengan SRG ini, petani
mendapat manfaat ganda, yakni sertifikat SRG yang bisa sebagai agunan
pinjaman di bank, dan dampak selanjutnya fluktuasi harga tidak terlampau
tajam, karena over suplly komoditi tidak terlampau banyak. Selain itu, sistem resi gudang ini juga sangat bermanfaat karena kalau menyimpan di gudang sendiri, biayanya mahal dan tidak bisa dipakai untuk menjadi jaminan pinjaman bank.
Kementerian Perdagangan mengharapkan para peserta yang merupakan
pengelola Gudang SRG dapat mengembangkan SRG sebagai sebuah lembaga
bisnis yang menguntungkan dan dapat membantu petani mengembangkan
usahanya. Itu sebabnya IES diminta menyampaikan materi mental wirausaha
kepada para peserta.
Para peserta sangat antusias dengan pemaparan Bambang Suharno mengenai
trilogi mental wirausaha dan 7 langkah menjadi wirausaha sukses. ***
Anda mau mengundang IES sebagai pembicara seminar dan trainer wirausaha, silakan email ke pembicaraseminarzone@gmail.com atau hp 0812 1069 6307 (pak dwijo)
Saturday, April 23, 2016
Training wirausaha Sistem Resi Gudang
Labels:
in house training kewirausahaan,
in house training persiapan pensiun,
SDM,
sistem resi gudang,
training wirausaha
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
https://www.facebook.com/photo.php?fbid=119541471793971&set=rpd.100012143557575&type=3&theater
ReplyDelete