Mental pertama yang harus alias wajib dimiliki oleh wirausaha adalah mental produktif. Mental kedua adalah mental pemberdaya. Mental ketiga adalah mental tangan di atas.
Tiga mental itu saya sebut sebagai Trilogi Mental Wirausaha sebagaimana saya tulis di buku saya "7 Cara Tidak Gila Jadi Pengusaha" maupun saya sampaikan di berbagai seminar.
Saya jelaskan dulu tentang Mental produktif.
Manakala
anda punya usaha dan usaha tersebut sudah mulai menghasilkan laba, janganlah
terburu-buru menggunakan uang tersebut untuk memperbaiki teras rumah, tukar
tambah kendaraan, membeli HP atau TV baru atau apapun yang membuat uang anda
lenyap begitu saja. Ingat, sebagian besar keinginan untuk belanja ternyata
adalah hanya keinginan saja, bukan kebutuhan. Nah, kebutuhan anda sekarang
adalah membuat uang anda beranak pinak dengan cara bisnis.
Maka
bilamana bisnis sudah menuai hasil, sisihkanlah sebagian, sebagian besar atau
bahkan semuanya untuk mengembangkan bisnis anda. Khusus untuk anda yang masih
berstatus karyawan, sebaiknya hasil bisnis anda 100% diputar lagi menjadi
bisnis, karena hidup anda sudah dibiayai oleh gaji. Kalau ada tetangga atau
teman bilang,” kamu usahanya laris kok masih pakai sepeda motor? Ganti dong
pakai mobil!”, saran saya abaikan saja, atau jawab saja secara diplomatis. Misalnya,”
saya masih suka sepeda motor, lebih fleksibel tidak kena macet”, atau “ saya
masih perlu uang untuk mengembangkan bisnis saya”, atau “tenang aja, ntar juga
saya beli mobil yang bagus”dan lain-lain. Sekali lagi, ingat; uang hasil bisnis
harus berputar lagi agar terjadi pertumbuhan yang luar biasa.
Bagaimana
caranya?
- Pengembangan produk
Pengembangan
produk artinya pasarnya sama tapi produknya diperbanyak alias lebih bervariasi.
Misalnya kita punya warung soto, kita buat warung soto ini menyediakan berbagai
makanan yang makin melengkapi orang makan soto. Umpamanya menyediakan Jus buah
lebih komplit, aneka krupuk, kripik, snack, membuat paket soto istimewa, paket
hemat, paket keluarga, melayani jasa delivery, melayani acara pesta dan
sebagainya. Pendek kata, dengan variasi produk itu
- Pengembangan pasar
Pengembangan
pasar artinya, produk yang anda jual sama tapi pasarnya diperluas. Misalnya
kita punya warung soto, agar pasarnya lebih luas kita buat cabang usaha di
beberapa tempat. Atau membuat satu warung soto diperbesar dan membuat promosi
yang lebih luas.
- Pengembangan Produk sekaligus
pengembangan pasar
Bisa juga
kita melakukan pengembangan produk sekaligus pengembangan pasar. Umpamanya
sambil membuat aneka variasi produk soto, kita juga melakukan promosi ke
wilayah yang lebih luas. Anda mungkin pernah lihat brosur berbunyi begini :
Kini rumah makan…….makin lengkap menunya. Dapatkan paket hemat keluarga hanya
50 ribu
Brosur
tersebut disebar ke wilayah yang jangkauannya lebih luas dari yang biasanya dilakukan
oleh pemilik rumah makan tersebut.
- Diversifikasi Usaha
Berbeda
dengan pengembangan produk dan pengembangan usaha, diversifikasi usaha adalah
membuat usaha baru yang berbeda dengan usaha lainnya. Misalnya semula usaha
soto, setelah sotonya laris dan bisa didelegasikan ke karyawan, kita melihat
peluang usaha tanaman hias. Karena kita yakin peluangnya bagus, kita coba mulai usaha
tanaman hias.
Beberapa pakar menyarankan sebaiknya fokus dulu pada satu
bidang hingga besar, baru melakukan diversifikasi. Namun kenyataannya banyak
orang yang mampu membuat diversifikasi sejak awal. Kalau kita teliti, mereka
mampu membuat usaha yang berbeda-beda karena sejak awal sudah bisa
mendelegasikan pengelolaan usahanya ke karyawan. Mendelegasikan pekerjaan merupakan keahlian yang masuk pada mental kedua, yaitu Mental Pemberdaya. Saya akan bahas di kesempatan berikutnya.
Semoga bermanfaat.
Bambang Suharno, bambangsuharno@gmail.com
No comments:
Post a Comment