Saturday, April 23, 2016

Training wirausaha Sistem Resi Gudang

Faktor pergaulan dalam komunitas wirausaha sangat penting untuk dapat mengubah mindset seseorang karena mindset adalah soal cara berpikir yang awalnya dari alam perasaan. Cara berpikir inilah yang mempengaruhi cara bertindak, cara bertindak ini akan menjadi kebiasaan. Kebiasaan menciptakan karakter. "Karakter akan menentukan nasib," ujar Bambang Suharno dari Indonesian Entrepreneur Society (IES) mengutip kalimat dari Erbe Sentanu dalam buku Quantum Ikhlas. Bambang Suharni menyampaikan hal tersebut pada saat menjadi narasumber bimbingan teknis kewirausahaa yang diselenggarakan Kementerian Perdagangan, Jumat 22 April 2016 di Hotel Alila Pacenongan Jakarta Pusat.

Menurut Bambang Pergaulan dengan orang-orang yang bermental produktif, pergaulan dengan orang yang percaya diri akan membuat kita itu tertular menjadi produktif dan percaya diri.

Monday, April 18, 2016

Sisihkan Uang Hasil Bisnis Untuk Pengembangan Bisnis



Manakala anda punya usaha dan usaha tersebut sudah mulai menghasilkan laba, janganlah terburu-buru menggunakan uang tersebut untuk memperbaiki teras rumah, tukar tambah kendaraan, membeli HP atau TV baru atau apapun yang membuat uang anda lenyap begitu saja. Ingat, sebagian besar keinginan untuk belanja ternyata adalah hanya keinginan saja, bukan kebutuhan. Nah, kebutuhan anda sekarang adalah membuat uang anda beranak pinak dengan cara bisnis


Thursday, April 14, 2016

Menciptakan Keunggulan Bisnis dengan Modal NOL



Alkisah pada suatu hari sebuah perusahaan multinasional yang memproduksi minuman mau mengembangkan bisnisnya dengan melakukan promosi gencar di media. Pimpinan perusahaan memanggil perusahaan iklan untuk melihat proses pembuatan minuman, sebagai bahan untuk menyusun iklan.

Setelah tim iklan melihat proses pembuatan minuman, mereka berhasil menciptakan kalimat iklan yang menarik yaitu “minuman ini diproduksi melalui 10 tahap pembuatan yang membutuhkan ketelitian dan ketekunan demi menghasilkan minuman berkualitas tinggi”.

Tuesday, April 12, 2016

Mengukur Bisnis yang Menjanjikan

Anda pasti tidak asing lagi dengan artikel bombastis tentang bisnis di berbagai media cetak maupun online. Misalnya; jual krupuk pasir untungnya 100 persen. atau " modal sejuta menghasilkan 100 juta".
atau jualan krupuk omsetnya 100 juta.

Pernahkah anda tergiur lantas mencoba bisnis dan ternyata jauh panggang dari api?
Jika pernah, nggak usah khawatir. Anda tidak sendirian. Banyak orang seperti anda. Bahkan ada yang kena tipu dan melaporkan ke polisi.

Bagaimanakah cara mengukur bisnis yang tampak menggiurkan?
Pertama, pakailah logika. Jika seorang investasi 1 juta menghasilkan 5 juta tinggal ongkang-ongkang kaki, sangat boleh jadi itu adalah investasi penipuan.
Kedua, lihatlah riwayat tentang penawaran investasi bodong masa lalu. Sudah banyak masyarakat tertipu oleh informasi bisnis dan investasi yang menjanjikan namun di kemudian hari diketahui itu adalah penipuan. Mulai dari investasi agribisnis, investasi barang elektronik, koperasi dan sebagainya. Ciri-cirinya adalah menjanjikan hasil investasi yang jauh lebih tinggi dari bunga bank.
Ketiga, tanyalah pada relasi atau sahabat Anda yang sudah pengalaman dalam berbisnis. Orang-orang yang berpengalaman dalam bisnis, tentunya tidak akan mudah tertipu karena mereka paham bagaimana sulitnya mengembangkan bisnis.

Saturday, April 9, 2016

Bagaimana Mengembangkan Bisnis




Bu yati (bukan nama sebenarnya), begitulah nama salah satu pendengar radio Elgangga 100.3 FM yang mengaku senang berdagang, tapi merasa dari tahun ke tahun tidak mengalami kemajuan. Sejak awal berdagang hingga sekarang penghasilannya ya begitu-begitu saja, hanya cukup untuk kebutuhan sehari-hari.



“Saya merasa punya jiwa dagang Pak. Saya pernah berjualan apa saja. Mulai dari pakaian, perhiasan, parfum, handphone, emas, dan sekarang buka toko sembako. Tapi, mengapa dari dulu usaha saya tidak maju juga?” kata Bu Yati dalam acara talkshow wirausaha yang saya asuh tiap kamis pagi jam 9-10.

“Saya merasa fisik saya sudah mulai menurun, padahal saya mengelola usaha sendiri”, tambahnya.

Para pembaca yang budiman, apakah anda termasuk pelaku bisnis yang mengalami “nasib” yang sama dengan Bu Yati? Jika ya, marilah kita cermati apa yang terjadi dalam kasus Bu Yati ini.

Bu Yati mengaku sudah malang-melintang sebagai seorang pedagang. Ia membeli barang dari satu sumber dan menjualnya ke orang lain. Kemampuannya berkomunikasi dengan banyak orang membuat dagangannya cepat laku. Merasa bakatnya yang mudah diterima orang lain, dan usaha berjualan keliling rumah makin lama makin menguras tenaga, Bu Yati ingin punya usaha tanpa harus keliling door to door.

Wednesday, April 6, 2016

Wirausaha Sukses Perlu Profit Meter

Sejak IES mengembangkan aplikasi /software Profit Meter, dan mengadakan training wirausaha khusus tentang Profit Meter makin banyak orang bertanya, apa perlunya menggunakan profit meter dalam bisnis? Lantas kalau sudah menggunakan software Profit Meter, bisnis otomatis berkembang pesat?

Pertama, Profit Meter dibuat karena kami dari Indonesian Entrepreneur Society (IES) mengamati begitu banyak orang menelan mentah-mentah artikel bombastis tentang peluang bisnis. Sering kita lihat judul artikel wirausaha yang mengguncang pikiran kita. Misalnya: berjualan kripik singkong untungnya ratusan juta!